Buletin Masjid
BAABUSSALAAM
EDISI Juni 2018
M/1439 H
Ambisi
Kepemimpinan Rosulullah saw
Ambisinya dilahirkan bersamaan dengan kelahirannya. Sedari kecil dia memiliki jiwa yang suci, selalu cenderung pada urusan-urusan yang tinggi tanpa mengabaikan budi pekerti apalagi sampai merendahkan orang lain. Dia tidak menyukai hal-hal yang rendah apalagi keterbelakangan. Dia adalah seorang yang ambisi tapi tidak ambisius, selalu ingin menang memperjuangkan kebenaran dengan cara-cara yang benar bukan membenarkan segala cara. Untuk memperjuangkan kebenaran tidak harus merendahkan orang lain bahkan mestinya meninggikan orang lain secara proporsional.
Sebelum diangkat menjadi Nabi, dia mempunyai ciri-ciri kepiawaian, kepemimpinan dan pengendalian kekuasaan, sehingga kaum Quraisy memberi julukan orang yang jujur dan terpercaya. Mereka merasa puas dengan keputusan yang diambilnya dan selalu dijadikan rujukan dalam urusan-urusan mereka.
Setelah Allah menganugrahkan kerasulan, jiwanyapun selalu merindukan kedudukan 'alwasilah', yaitu kedudukan yang tinggi di dalam surga, karenanya dia selalu memohon petunjuk kepada Allah agar tidak keluar dari kaidah aqidah dan selalu mengajarkannya kepada umatnya.
Nabi telah mencapai 'Sidratul Muntaha' (saat mi'raj) dan meraih kesempurnaan secara mutlak dan keutamaan manusia.
disarikan dari buku : Visualisasi Kepribadian Muhammad SAW, karya Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar