Masjid
Baabussalaam direncanakan pada tahun 2001, perencanaan didasarkan atas
kebutuhan warga Lingkungan RW 14 Perum Kotabaru Kencana, Kelurahan Kotabaru,
saat itu kegiatan keagamaan termasuk shalat Iedain (iedul fitri dan iedul adha)
diselenggarakan dengan menggunakan rumah warga yang tidak dihuni dan
menggunakan fasilitas lapangan terbuka. Atas dasar kebutuhan itu warga RW 14
merencanakan dan merumuskan masjid, dan didirikanlah Masjid Raidhatul Jannah
yang terletak di Jl. Purwakarta sekitar tahun 1999. Pendirian diprakarsai oleh
Bpk. Drs. Tedi Sunandar selaku ketua RW 14 dan Bpk. Drs. Jeje Zainal Mustopa
selaku seksi Agama Lingkungan serta tokoh masyarakat dan lingkungan lainnya.
Sekitar
tahun 2000, Lingkungan RW 14 dimekarkan menjadi 2 (dua) RW, yaitu RW. 17 dan
RW. 18, letak pembangunan masjid Raudhatul Jannah terletak di Jl. Purwakarta
area lingkungan RW. 17. Sehubungan dengan pemekaran wilayah termaksud warga RW.
18 menginginkan memiliki masjid dan sarana ibadah tersendiri, terlebih
peruntukan masjid Jami se Perum kotabaru kencana letaknya ada di wilarah RW. 18,
maka pada tahun 2001 kembali merencanakan pembangunan masjid dengan diprakarsai
oleh ketua RW. 18 dan seksi Agama (secara kebetulan RW. 18 dan seksi Agama
masih orang yang sama ketika masih belum dimekarkan.
Selanjutnya
disepakatilah rencana pembangunan masjid RW 18 dengan lahan menggunakan lahan
peruntukan masjid jami Perum Kotabaru yang terletak di Jl. Subang ( berada
dalan zona Jl. Subang Utama Subang I, II dan IV) dengan nama “Baabussalaam”
(yang artinya pintu keselamatan), dengan panitia pembangunan sebagai berikut :
1. Drs. Tedi Sunandar (Ketua RW 18, selaku
penanggung jawab)
2. Ir. Nundang Busyaeri, MT (Ketua)
3. Dadang Herdiman, ST (Sekretaris)
4. Abd. Rohman, S.Ag (Bendahara)
5. Ir. Budhi Agustedi (Arsitek)
6. Iya E. Suryadinata /Anggota/Ketua RT 01)
7. Syarifudin (Anggota (Anggota/Ketua RT 02)
8. Jajat Jatnika (Anggota/Ketua RT 03)
9. Juhana (Tokoh masyarakat)
10. Afif Adimansyah (Tokoh masyarakat), dll
Pemancangan tiang utama masjid tepat pada
tanggal 03 Maret 2003 (03/03/03), momentum tanggal ini sebagai titimangsa
berdirinya masjid Baabussalaam secara resmi.
Masjid
Baabussalaam dibangun atas biaya swadaya swakarya sebagian besar warga, jamaah,
dengan rancangbangun (arsitek) alm. Ir. Budhi Agustedi, baagian selasar,
kantor, ruang imam dan gudang memakai lantai marmer atas sumbangan dari Yayasan
sabilillah lamongan-Surabaya jawa timur, ide dan informasi sumbangan marmer
didapat dari Bpk. Agus Ciamis, dan berangkatlah tim survey sambil membawa surat
ajuan dan proposal dari RW. 18 untuk memastikan keberadaan donatur marmer di
Lamongan. Tim terdiri dari :
1. Bpk. Drs. Jeje Zainal Musthafa, M.Pd.I (
Ketua DKM)
2. Bpk. Yana Mulyana (ketua RW. 18)
3. Bpk. Caryaman, SE (tokoh masyarakat dan
ketua Yayasan Baabussalaam)
4. Bpk. Ajat Priatna, AK (Sekretaris DKM)
5. Bpk. Enon Abd. rohman
6. Bpk Herdis Cahyadi, S.IP (warga/Jamaah)
Bpk.
Agus Ciamis (selaku pemberi informasi, pengantar teknis pertemuan dengan pihak
donatur)